kamu, datang membawa selembar kertas dan pensil, menemui ku. aku juga
memiliki kertas dan pensil. seiring berjalannya waktu ternyata kertas
kamu dan aku bisa disatukan menjadi kita.
time by time kita saling
melengkapi gambar satu sama lain, saling berbagi cerita satu sama lain
sampai akhirnya ditengah tengah itu semua pensil kamu patah. tidak ada
satupun dari kita yang memiliki serutan untuk pensil mu, tapi masih ada
aku, aku bisa berbagi pensil dengan mu. kita tetap menggambar, bercerita
bersama dengan satu pensil. pensil ku,
aku berusaha membaginya dengan
mu. sampai pada akhirnya 1 pensil ku yang ternyata tidak cukup kuat
dipakai untuk berbagi bersama. aku sedih, mengapa kamu tidak berusaha
mencari serutan itu untuk kembali meruncingkan pensilmu agar tetap bisa
menggambar dan bercerita bersama ku.
aku mungkin capek, karena hanya aku
yang berusaha agar kamu tetap bisa menggambar dan bercerita, bersama.
hanya aku yang berusaha agar kita tetap bersama.
sampai pada akhirnya
pun aku hampir menyerah, mengapa kamu tidak memahaminya? mengapa kamu
tidak berusaha mencari serutan itu, untuk pensil kita berduaa, untuk
kisah dan gambar kita yang sekarang terhenti sejenak. padahal aku sudah
cukup berusaha mempertahankan agar kita tetap bisa menggambar dan
menulis bersama, di kertas kita…..
akhirnya pun kamu pergi, tanpa usaha
mencari serutan itu, meninggalkan kertas kita dengan dua buah pensil
yang patah. aku sakit, semuanya terhenti, dan kamu pergi tanpa usaha
apapun untuk menjalankannya kembali.
aku tetap disini, bersama kertas kita dengan gambar dan cerita yang
tak lagi kita gambar dan tulis bersama. aku tetap membaca dan
memandanginya setiap hari dan menunggu. mungkin saja kamu pergi dan
kembali, memberi kejutan dengan membawa serutan untuk kita. aku tetap
menunggu dan kamu tak pernah kembali. kamu tau? gambar dan cerita kita
begitu indah hingga aku saja tak sanggup menghapusnya.
oh iya, aku tidak
pernah memberitaukan mu aku memiliki sebuah penghapus, karena sunguh
sejak kau datang pun aku tidak pernah ingin menggunakannya diatas gambar
dan cerita kita… kau tau kan perbedaan ‘tidak bisa’ dan ‘tidak mau’?
aku tetap saja terjebak di ketidakinginanku menghapus semuanya dan masih
mencoba mengikhlaskan kamu pergi entah kemana.
pelan pelan, aku berusaha. sedikit sedikit dengan hati hati aku
membranikan diri untuk menghapusnya. sakit, sungguh aku sakit. aku ingin
tau rasanya jika saja kamu yang harus menghapusnya. aku ingin tau
apakan kamu juga sesakit ini waktu meninggalkan ku tanpa usaha apapun?
kamu tau, bahkan kertas yang sudah kuhapus pun masih meninggalkan bekas.
aku terus berusaha menghapus sedikit demi sedikit apa yang sudah aku
dan kamu ciptakan bersama. maap aku tidak bisa lagi menggunakan “kita”
karena “kita adalah aku dan kamu ketika bersama. dan sekarang kamu tak
lagi disini.
disisa sisa semuanya, seseorang yang lain datang. dia datang membawa
selembar kertas yang baru. memberikannya padaku. aku takut. aku takut
kalau orang asing ini adalah “kamu” yang lain. yang nanti juga akan
menyerah, yang nanti pada akhirnya akan meninggalkan ku.. aku takut,
sangat takut sejujurnya. dengan sedikit harapan yang tersisa, aku berdoa
semoga orang itu bukan ‘kamu’ yang lainnya.. :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar